Thursday, January 27, 2011

Saatnya Beralih ke Bio Diesel?

Surabaya – Di Indonesia, pemakaian energi dari fosil masih menjadi pilihan utama untuk sektor terbesar yaitu transportasi. Padahal, kondisi jumlah sumber energi fosil di dunia semakin hari semakin sedikit bahkan pemakaian sumber energi ini seperti minyak solar (diesel fuel) untuk emisi kendaraan bermotor yang dihasilkan jauh lebih banyak dan berbahaya dibanding sumber energi yang lain.
Beberapa penelitian menyebutkan, penggunaan bio-diesel sebagai bahan bakar alternatif adalah salah satu solusi tepat untuk permasalahan ini. Bahan bakar alternatif yang berbahan bakar minyak solar untuk kendaraan bermotor diproduksi dari kelapa sawit, kedelai dan jarak pagar. Tanaman-tanaman tersebut biasa ditanam dan cukup berpontensi dapat dikembangkan di Indonesia, sehingga di Indonesia pengupayaan pengadaan bahan bakar alternatif ini sangat memungkinkan.

Adapun hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan pencampuran bio-diesel dengan minyak solar adalah:
• menentukan sistem penyimpanan dan sistem injeksi yang disesuaikan dengan kondisi lokasi pencampuran seperti terminal besar, terminal yang lebih kecil, industri serta stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU);
• mengevaluasi sistem penanganan pencampuran untuk menjamin kelancaran operasi;
• menentukan konsentrasi pencampuran B10, B20 atau lainnya, dan
• koordinasi dengan pemasok biodiesel mengenai cara, jumlah dan jadwal pengiriman.

Pencampuran antara bio-diesel dan minyak solar dapat dilakukan mengingat perbedaan berat jenis (specific gravity) keduanya yang tidak terlalu jauh yaitu 0.88 untuk Bio-Diesel dan 0.85 untuk minyak solar. Salah satu teknologi pencampuran yang dapat diterapkan adalah pencampuran bio-diesel secara langsung di SPBU.
Sistem ini menambah bio-diesel secara otomatis dan proporsional ketika bahan bakar solar dimasukkan ke tanki penyimpan yang ada di SPBU, pada saat yang sama juga menghitung biaya per liter yang harus dibayar konsumen sesuai dengan derajat pencampuran bio-diesel.

Di negara maju dimana konsumen dapat memilih konsentrasi campuran B1 – B20 (konsentrasi campuran bio-diesel 1% - 20%) maka diperlukan peralatan otomatis yang terintegrasi antara volume biodiesel yang diinjeksikan dengan harga bahan bakar.

Sedangkan untuk komposisi Bio-diesel yang tetap bio-diesel diinjeksikan ke bahan bakar solar tanpa peralatan dengan sistem otomasi. Sudah banyak lokasi ritel (SPBU) yang menerapkan teknologi ini. Biaya investasi pada kapasitas 0,5 juta galon per bulan.
(beritajatim.com)

No comments:

Post a Comment