Thursday, January 27, 2011

BUDHE KARWO MONITORING DAN EVALUASI PENANGGULANGAN GIZI BURUK / KURANG PADA BALITA DI KABUPATEN NGAWI

Untuk mengetahui sejauh mana penanggulangan gizi buruk / kurang pada balita di Kabupaten Ngawi, Selasa 25 Januari 2011, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Ny. Nina Soekarwo, mengadakan kunjungan kerja dalam rangka monitoring dan evaluasi penanggulangan gizi buruk / kurang pada balita bertempat di Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi.

Menurut laporan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ngawi, Ny. Antik Budi Sulistyono, Jumlah balita di Kabupaten Ngawi tahun 2010 sebanyak 62.788 anak dan jumlah posyandu 1.170 unit, hasil pemantauan pertumbuhan tahun 2010 presentase balita ditimbang (D/S) 66,83%, yang naik berat badan (N/D) 53,94%, dibawah garis merah (BGM/D) 3,55%, kurang gizi sebanyak 5.406 balita (15,23%) ini merupakan masalah gizi yang perlu mendapat perhatian serius, meskipun dalam survey kesehatan dasar tahun 2007 Kabupaten Ngawi mempunyai angka kurang gizi 12,5% masih rendah dari Provinsi Jawa Timur 17,4%. Upaya untuk menekan gizi buruk yang ada di Kabupaten Ngawi adalah peningkatan keluarga sadar gizi (KADARZI) di masyarakat antara lain :

1. Meninbang berat badan secara teratur

2. Memberikan asi saja pada bayi 0-6 bulan

3. Makan beraneka ragam

4. Menggunakan garam beryodium

5. Mengkonsumsi suplemen gizi seperti vitamin a dosis tinggi bayi, balita dan ibu nifas, tablet tambah darah untuk ibu hamil sesuai anjuran.

Selain itu Ny. Antik Budi Sulistyono menambahkan pada tahun 2011 Kabupaten Ngawi akan membuat desa percontohan di Kecamatan Karangjati dan Bringin dalam upaya pemberdayaan keluarga melalui program Positive Deviance (penyimpangan Positif).

“ kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi besar untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia. Oleh karna itu, masalah kesehatan menjadi suatu skala prioritas/keharusan yang tidak dapat dinomor-duakan dalam pelaksanaannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” Ungkap Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono.

Terkait gizi buruk, menurut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Ny. Nina Soekarwo, pada umumnya disebabkan keluarga yang tidak mampu serta kurangnya pemahaman tentang gizi yang berimbang. Solusinya adalah bayi usia 0-6 bulan harus diberi asi eksklusif, balita harus mendapatkan asupan gizi yang berimbang, namun tidak harus mahal. Selain itu , balita secara rutin dibawa ke Posyandu serta memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS). Bila 2 kali ke Posyandu berat badan balita tidak naik, maka perlu segera dirujuk untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Bagi kader PKK, berdasarkan kenyataan yang ada perlu ada penyegaran kembali tentang cara pengisian KMS yang benar, sehingga data yang dihasilkan akurat.

Dalam kesempatam tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Ny. Nina Soekarwo, menyerahkan 300 paket bantuan kepada balita penderita gizi buruk/kurang secara langsung dalam kesempatan tersebut, Tiap paket bantuan berisi 2 dus susu SGM 900 gram, 1 dus susu SGM 300 gram, 2 dus susu SGM 150 gram. Sedangkan Ketua Tim Penggerak PKK Kab. Ngawi Ny. Antik Budi Sulistyono, menyerahkan 100 paket yang berisi Beras, minyak, gula, biskuit. Setelah acara tersebut Budhe Karwo menyempatkan menjenguk Fridayani Hadi Astuti balita yang terkena gizi buruk dari pasutri (pasangan suami istri) Krisbiantoro dan Sri Ngalimah yang berumur 3 tahun di desa Gelung Kec. Paron Kab. Ngawi. (humasngawi)

No comments:

Post a Comment