Thursday, January 27, 2011

Rotan Kembali Berkibar di Pameran Furniture Internasional Terbesar di Jerman

Setelah 25 tahun tidak tampil di IMM Köln, akhirnya industri furnitur rotan Indonesia kembali meramaikan pameran furnitur internasional terbesar di Jerman (18-23/1/2011). Ajang ini juga dimanfaatkan Indonesia untuk menyepakati dua kerjasama, yaitu kerjasama pameran antara Köln Messe dan Asosiasi Mebel dengan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) dan pengembangan desain rotan Indonesia antara Lembaga Pengembangan Desain dan Marketing Furniture Jerman dengan AMKRI.

Jerman merupakan pasar terbesar di kawasan Eropa dengan permintaan domestik mencapai €18,4 milyar (2008). Jerman juga menjadi negara yang paling potensial untuk terus dilakukan penetrasi pasar oleh para pengusaha furnitur Indonesia. Demikian disampaikan Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman Eddy Pratomo dalam acara Buyer Night di Pavilion Indonesia di sela-sela pameran tersebut. Acara ini dihadiri oleh para pengusaha Jerman, kalangan akademik (bidang perancang furnitur) serta sejumlah media massa.

Ditambahkannya bahwa permintaan impor furnitur Jerman terus meningkat. Hal ini seiring dengan laju pertumbuhan negara tersebut selama Januari-Oktober 2010 yang sebesar 2,5%. Demikian juga dengan pasar Eropa, yang pada saat yang sama, memberikan indikasi meningkat. “Permintaan furnitur Eropa terus tumbuh sebesar 2,7%,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Dirjen Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian, Euis Saedah yang hadir di Jerman menuturkan bahwa industri furnitur rotan nasional akan terus didukung perkembangannya. Di bidang ini, menurutnya, Indonesia mempunyai comparative advantage sekaligus competitive advantage yang tidak dimiliki oleh negara lainnya.

Indonesia merupakan produsen rotan terbesar dunia. Rotan tumbuh subur di wilayah-wilayah Indonesia. Rotan juga mempunyai keunggulan selain dari aspek artistik juga unggul dari aspek lingkungan. Hal ini mengingat rotan adalah tanaman yang tumbuh baik apabila berdampingan dengan tumbuhan besar lainnya. “Oleh karenanya, melakukan budidaya rotan sama artinya dengan melestarikan hutan yang selama ini menjadi perhatian dunia,” jelas Euis.

Pada pameran IMM Köln 2011 yang diikuti oleh para pengusaha kaliber dunia dari 60 negara, 12 ekshibitor Indonesia menempati areal pemeran seluas 500 m2. Desain-desain indah yang mungkin tidak pernah dilihat sebelumnya oleh masyarakat Indonesia sendiri di tanah air, ditampilkan dengan suasana artistik khas rotan. Pavilion Indonesia sangat menarik perhatian para pengunjung karena satu-satunya stand yang menampilkan furnitur berbahan dasar rotan.

(www.indonesia.go.id)

No comments:

Post a Comment