Monday, November 15, 2010

Pengambangan Koperasi Wanita di Ngawi

Minggu yang lalu Bupati Ngawi Ir. H. Budi Sulistyono tampil di layar kaca melalui Stasiun TVRI Siaran Nasional dalam acara Dialog Sosialisasi Publik atas undangan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dalam talk show tersebut hadir pula sebagai nara sumber Dr. Ir. Sulikanti Agusni, MSc. (Asisten Deputy Urusan Ekonomi Perempuan pada Deputy II Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI), oleh karena itu sudah pasti yang menjadi topic bahasan adalah masalah Pemberdayaan Perempuan. Utamanya adalah Model Desa Perempuan Indonesia Maju Mandiri yang selanjutnya disebut Model Desa PRIMA yaitu sebuah desa percontohan untuk menanggulangi kemiskinan melalui upaya ekonomi disertai pengurangan beban biaya kesehatan dan pendidikan bagi keluarga miskin, dengan memanfaatkan seluruh potensi/sumber daya baik alam maupun manusia.

Bukan tanpa alasan tentunya Bupati diundang dalam acara tersebut, menurut Dr. Ir. Sulikanti Agusni, MSc. nara sumber dari Kementerian PP adalah karena prestasi yang luar biasa bgi Kabupaten Ngawi telah dapat memberdayakan perempuan melalui Kelompok Perempuan Desa Hutan (KPDH) yang dalam perkembangannya telah membentuk Koperasi Wanita dan yang tak kalah hebatnya adalah perkembangan selanjutnya dimana desa – desa non hutan pun berlomba – lomba membentuk Koperasi Wanita yang menjadikan Kabupaten Ngawi adalah satu – satunya daerah yang telah memiliki Koperasi Wanita di setiap desa, total ada 217 Kopwan di 217 desa di seluruh kabupaten ngawi dan semuanya telah berbadan hukum, sehingga Kabupaten Ngawi oleh Kementerian PP dijadikan model untuk menjadi inspirasi pengembangan desa Prima di Seluruh Indonesia.

Seperti apakah prestasi tersebut dapat diraih, Trinil Pos berusaha menelisik lebih jauh keberadaan KPDH dan Kopwan dalam tulisan dibawah ini:

Masyarakat sekitar hutan, selama ini identik dengan kultur sosial yang sangat kuat. Mereka benar – benar mencerminkan sosok masyarakat yang sangat rukun, guyup dan selalu mengedepankan gotong royong di dalam setiap kegiatan desanya.
Seiring perkembangan jaman dan tuntutan kehidupan sosial yang makin tinggi, kebiasaan yang selama ini terjaga dengan baik akhirnya terkikis juga. Mereka menebang hutan dengan seenaknya sendiri yang akhirnya menimbulkan kerusakan hutan yang cukup parah.
Hal tersebut tidak terlepas dari faktor rendahnya tingkat pendidikan, sosial, ekonomi masyarakatnya kemudian dipicu pula oleh tingkat pengangguran yang tinggi karena minimnya lapangan kerja serta semakin tingginya jumlah penduduk.
Berangkat dari hal itulah akhirnya Pemerintah Kabupaten Ngawi memandang untuk segera perlunya ada pembinaan masyarakat sekitar wilayah hutan berupa peningkatan sumber daya dan kualitas masyarakat wilayah hutan khususnya kaum perempuan berupa pembentukan KPDH (Kelompok Perempuan Desa Hutan).

SEJARAH
Diawali oleh kejadian pembalakan liar (illegal logging) oleh masyarakat kawasan hutan sekitar tahun 1997 – 2000. Akibat dari hal itu kawasan hutan menjadi gundul. Melihat situasi dan kondisi masyarakat desa hutan yang sudah mencapai titik ambang krisis moral dan sosial, maka untuk menyelamatkan hutan yang telah rusak, Perum Perhutani menggulirkan system Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat ( PHBM ) yang mulai disosialisasikan pada tahun 2003. Diharapkan dengan menggandeng dan mengajak masyarakat sekitar hutan ikut serta mengelola kawasan hutan, kelestarian hutan akan terjaga.

Dari program tersebut diharapkan masyarakat sekitar hutan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun fakta yang terjadi ternyata hal itu tidak berdampak signifikan bagi kehidupannya. Dari hal ini akhirnya dengan diprakarsai oleh Yayasan Palapa yang bekerja sama dengan Perum Perhutani KPH Ngawi dan Pemerintah Kabupaten Ngawi akhirnya terbentuklah Lembaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH ) pada tahun 2004.

Pada awalnya tujuan dibentuknya LMDH sendiri adalah untuk membantu mengimplementasikan program PHBM di KPH Ngawi, Penguatan sumber daya local sekitar kawasan hutan serta membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah hutan. Berbagai macam cara dilakukan agar LMDH bisa tertata dan menjadi lembaga yang kuat dalam rangka ikut membantu mengimplementasikan program dari PHBM.

Dalam upaya mempertajam dan mempercepat implementasi program PHBM , maka salah satunya dilaksanakan Program pemberdayaan perempuan khususnya dalam pelatihan sumber daya manusia maka dibentuklah Kelompok Perempuan Desa Hutan ( KPDH ) pada Tahun 2007, di mana KPDH ini adalah kelompok yang beranggotakan perempuan desa hutan pada awal pembentukannya dalam setiap kegiatannya berfokus untuk meningkatkan pendapatan keluarga/income perkapita keluarga. Tujuannya pembentukkannya sebenarnya adalah guna mewujudkan komunikasi yang berkelanjutan tentang PHBM, namun dalam perjalanannya tujuannya menjadi semakin luas menjadi upaya meningkatkan pendapatan keluarga miskin sekitar hutan yang mempunyai kapasitas personal atau kelembagaan yang terampil, juga memberikan ketrampilan utamanya perempuan Desa Hutan dalam memanfaatkan potensi yang ada, meningkatkan pendapatan clan kesejahteraan masyarakat Desa Hutan serta memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang produktif.

Pada awal berdirinya, jumlah KPDH ini hanya ada 8 kelompok yang terbentuk pertama kali di Desa Gandong Kecamatan Bringin yang bergerak dalam kegiatan pembuatan Tas plastik. Namun seiring berkembangnya waktu dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat karena hasilnya dapat dirasakan oleh ibu – ibu Desa HUtan. Keberadaan KPDH ini pun dengan cepat terus berkembang dari 8 kelompok di tahun 2007, menjadi 22 di tahun 2008, selanjutnya 75 di tahun 2009 dan sampai tahun 2010 telah terbentuk diseluruh desa hutan yang berjumlah 95 desa.
Hasil yang dirasakan dari Pembentukan KPDH mulai tahun 2007 – 2010 adalah terbentuknya Paguyuban KPDH, kegiatan Arisan dan Kebiasaan menabung, Usaha Simpan Pinjam serta Pertemuan Rutin 3 bulan sekali dengan menghadirkan Narasumber dari pihak yang berkompeten, baik dari praktisi maupun akademisi & dari berkepentingan di Kabupaten Ngawi.

Hasil yang sangat bisa dirasakan oleh perempuan di desa hutan adalah dari Kegiatan pembuatan anyaman tas plastik di wilayah timur khususnya di Desa Dero dan Desa Gandong Kecamatan Bringin , Desa Pacing Kecamatan Padas, setelah diawali dengan pemberian pelatihan menganyam hingga kemudian bisa memproduksi berkerjasama dengan pengusaha sebagai pemasok bahan baku dan penampung hasil sekaligus memasarkan kelompok tersebut dalam setiap bulannya bisa memproduksi 20.000 – 30.000 tas plastik dengan pendapatan per KK Rp.20.000 – Rp. 25.000 per hari. Sedangkan wilayah barat dipasarkan secara mandiri oleh KPDH itu sendiri. Apabila di akumulasi dalam satu bulan maka sudah ada pendapatan tambahan sebesar Rp. 600.000 – Rp. 750.000 per KK artinya sudah di atas UMR Kab. Ngawi.

STRATEGI
Dalam rangka untuk meningkatkan Peran serta Penguatan Kelembagaan KPDH, Pemerintah Kabupaten Ngawi melakukan kegiatan Pelatihan dan Pembinaan dengan melibatkan seluruh stake holder yang ada di Kabupaten Ngawi ( Satker terkait, KPH Ngawi, LMDH, Pemerintahan Desa, dan pihak Swasta/LSM Palapa).

BANTUAN MENGALIR
Untuk menunjang kegiatan dari KPDH jtu pada Tahun 2007 diberikan bantuan oleh Tim Penggerak PKK Kab. Ngawi bagi 8 kelompok KPDH yang masing – masing menerima Rp. 300.000.-. Pada tahun 2008 Tim Penggerak PKK Kab. Ngawi juga kembali memberikan bantuan permodalan bagi 14 KPDH yang terbentuk pada tahun itu. Seiring perjalanan waktu, KPDH itu sendiri akhirnya juga bergerak pada jenis kegiatan Pembuatan Kue Kering khususnya di Kecamatan Gerih, Kecamatan Widodaren dan Kecamatan Kedunggalar serta Usaha Simpan Pinjam.
Dalam rentang waktu 2 tahun sejak terbentuknya KPDH, diadakan evaluasi sejauh mana pelaksanaan kegiatan KPDH itu. Hasilnya sungguh luar biasa, omset permodalan dari KPDH itu bertambah sekitar 5 – 7 juta per tahun. Kegiatan evaluasi dilaksanakan setiap sebulan sekali melalui media pertemuan rutin kelompok . Selain itu juga ada pertemuan Paguyuban KPDH setiap 3 bulan sekali. Diharapkan dengan adanya evaluasi ini perkembangan dari masing – masing KPDH bisa terpantau sekaligus apabila ditemukan sebuah permasalahan agar bisa segera dicarikan solusinya.
Dampak dari keberhasilan perkembangan KPDH yang ada di Ngawi ini akhirnya direspon oleh Bapak Gubernur Jatim Bpk. Soekarwo dengan memberikan bantuan HIBAH sebesar Rp. 25.000.000,- per KPDH/Kopwan yang ada di Ngawi sejumlah 95 KPDH (Tahun 2009) dan juga pada Tahun 2010 bantuan untuk 122 Desa di luar KPDH yang disalurkan melalui Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Propinsi Jawa Timur melalui Dinas Koperasi UMKM clan perindustrian Kab. Ngawi.

JAMINAN KESEHATAN
Strategi yang lain yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Ngawi adalah di budang kesehatan, dengan terbentuknya KPDH pada tahun 2007, ternyata diketahui bahwa masih ada masyarakat di sekitar hutan yang kehidupannya di bawah garis kemiskinan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dari pemerintah berupa Jaminan Kesehatan Masyarakat ( JAMKESMAS ) clan Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (JAMKESDA ). Dari hal itu akhirnya dengan melibatkan Dinas Kesehatan Kab. Ngawi clan Instansi serta Lembaga terkait dibentuklah JPKMDH ( Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Desa Hutan ) pada tahun 2007 Tujuan adalah memacu adanya perubahan pola pikir clan perilaku masyarakat sekitar hutan setelah adanya peningkatan ekonomi berpikir tentang kesehatan sebagai langkah antisipasi ketika sakit. Masyarakat sekitar hutan yang tergabung baik di KPDH ataupun di LMDH memperoleh pelayanan kesehatan di luar JAMKESMAS clan JAMKESDA. Hingga saat ini peserta JPKMDH tercatat sejumlah 1.217 orang dari kurang lebih 300 KK.Dana swadaya yang terkumpul dari KPDH dan LMDH Rp.12.000.000,¬. Setiap per KK dikenai biaya sebesar Rp. 40.000,-. Yang mana dengan dana tersebut masyarakat yang tidak masuk JAMKESMAS dan JAMKESDA mendapatkan pelayanan untuk biaya rawat jalan dan pelayanan dasar.

KEBERHASILAN/ KONDISI YANG SUDAH DICAPAI
Pelaksanaan program dari KPDH selama ini sudah sangat bisa dirasakan manfaatnya oleh mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Adapun capaian atau keberhasilan yang sudah diperoleh adalah Penyerapan tenaga kerja yang mana dalam setiap KPDH bisa menyedot jumlah tenaga lebih dari 50 orang yang otomatis hal ini mengurangi jumlah angka pengangguran, dengan jumlah tersebut maka paling tidak Koperasi Wanita Se Kabupaten Ngawi dapat menyerap tenaga kerja sejumlah 10.850 orang, tentunya suatu kontribusi yang luar biasa bagi upaya pengentasan kemiskinan ditambah lagi dengan adanya pendapatan tambahan sebesar 20 – 25 ribu per hari/KK (600 – 750 ribu per bln/KK).

Fakta Prestasi :
• Menyerap 10.850 orang
• Peningkatan pendapatan Rp. 600.000 – 700.000 per bulan per KK
• Pemegang rekor MURI untuk pembuatan Kruistik Replika Bendera Merah Putih yang sepanjang 52,6 meter.
• Diundang oleh Ibu Ani Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pemberdayaan Perempuan untuk mengikuti acara kenegaraan dalam rangka Peringatan Puncak Hari Ibu di TMII bulan Desember 2007.
• Undangan kenegaraan Peringatan 1 (satu) Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia di Silang Monas Jakarta Tahun 2008.
• Mendapatkan kucuran dana HIBAH sebesar Rp. 25.000.000,-untuk masing – masing kelompok dari Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Propinsi Jawa Timur melalui Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kabupaten Ngawi.
• Pemberian insentif setiap bulan untuk 3 Orang pengurus KOPWAN (100 rb/orang/bln) terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
• Satu – satunya Kabupaten di Jawa Timur yang setiap desanya sudah memiliki Koperasi. (humas ngawi)


sumber:http://www.ngawikab.go.id

No comments:

Post a Comment