Monday, November 15, 2010

Merapi.
Apa yang terbesit pertama kali dalam benak Anda? Meletus!
Benar, Merapi tengah meletus dengan gencarnya. Memuntahkan segala isi perutnya demi kestabilan alam. Rangkaian Merapi meletus terakhir tahun 2010 mulai tanggal 26 Oktober 2010. Dan diperkirakan masih akan meletus lagi (selama status belum diturunkan dari 'awas').

Merapi.
Apa yang terbesit selanjutnya dalam benak Anda? Bencana!
Benar. Sebagian masyarakat dari kita mengatakan bahwa meletusnya Merapi merupakan bencana alam yang luar biasa dengan menelan korban (sejauh ini) 54 orang meninggal, ratusan luka bakar dari stadium ringan sampai berat. Ribuan kehilangan harta benda. Puluhan ribu mengungsi dengan perut kelaparan, sakit yang mewabah, dan atmosfer hujan abu.

Merapi.
Dalam benak dosen saya, benar dia (Merapi) akan mati!
Belajar dari pengalaman geologi bumi, suatu gunung akan mati dan dianggap dormant biasanya melewati fase erupsi dan ekslposif yang kuat. Sebagai contoh Gunung Merbabu. Pada masa purba, Gunung Merbabu aktif layaknya Merapi sekarang. Namun, sekarang sudah diam tidak beraktivitas. Mungkin saja, suatu saat nanti akan meletus aktif lagi. Tapi Gunung Merbabu sekarang dinyatakan sebagai dormant (fase istirahatnya gunung).

Merapi.
Dalam benak saya, Merapi mempunyai cara unik dalam prosesi pamitan untuk matinya. Jika benar Gunung Merapi diramalkan akan mati, berarti erupsi kali ini merupakan tanda-tanda kematiannya. Kalau boleh saya menggambarkan jika Gunung Merapi bisa berbicara.

"Wahai hamba-hamba Allah, wahai manusia, wahai binatang, wahai tumbuhan, wahai semua yang ada di sekitarku, wahai sesiapa saja yang mengenalku, saya mau pamitan untuk beristirahat. Untuk beberapa lama saya tidak akan mengeluarkan material volkanik. Untuk itu, saya hendak meninggalkan sesuatu yang bermanfaat yang bisa saya tinggalkan."

Lalu kira-kira apa peninggalan Gunung Merapi yang bermanfaat untuk kita?
Banyak sekali. Banyak. Sangat banyak. Peninggalan Merapi yang bermanfaat bisa berdasarkan filosofi dan hikmah dibalik 'bencana' ini. Atau bisa juga secara sains dan logika ilmu pengetahuan. Dalam benak saya, antara hikmah dengan penjelasan ilmiah berpadu menjadi satu menjadi pikiran positif terhadap Merapi.
  1. Material volkanik yang dilontarkan merupakan pasir-batu. Deposit atau endapan ini akan mengendap di bantaran sungai di bawah kaki Gunung Merapi. Hal ini merupakan tambang pasir melimpah bagi para penambang pasir. Profit yang dihasilkan dapat digunakan untuk kehidupan yang lebih baik. Abu volkanik yang dilontarkan sampai berkilo-kilo jauhnya dari puncak merupakan suatu berkah tersendiri. Pasalnya, material inilah yang membuat kawasan lereng gunung berapi dan sekitarnya menjadi subur. Di saat pupuk pabrik langka dan mahal, Allah melalui Gunung Merapi memberikan rahmat yang luar biasa. Memang tidak bisa langsung menjadi pupuk. Bahkan suatu ketika di rumah teman saya, saking banyaknya abu, tanamannya menjadi mati. Tunggu dulu, bukankah jika tanaman diberi pupuk terlalu banyak memang akan mati? Dan proses menjadi pupuk itu membutuhkan waktu. Jika gunung Merapi tidak memberikan material lagi (tidak erupsi) maka kesuburan lahan pertanian akan semakin menurun dan justru akan membawa dampak yang lebih besar.
  2. Merapi mempunyai cara unik dalam berpamitan kepada makhluk Allah yang lain. Yaitu dengan meletusnya berkali-kali. Seumpama sedang menangis haru. Tangisan haru (ini istilah saya) karena dengan adanya 'bencana', masyarakat Yogyakarta dan sekitar Gunung Merapi menjadi sangat rukun dan saling bergotong royong membantu sesama. Fenomena ini kembali muncul kedua kalinya setelah yang pertamakali terjadi gempa bumi di Bantul Yogyakarta. Sekarang, masyarakat merasa senasib sepenanggungan dalam barak pengungsian.
  3. Merapi dengan erupsinya berusaha mengingatkan masyarakat agar kembali dan selalu berada dalam koridor agama Allah. Secara otomatis, dengan bencana, masyarakat dapat melihat kebesaran dan kekuasaan tak terbatas milik Allah Subhanahuwata'ala.
  4. Merapi ingin mengatakan, "Jangan menjadikan aku sebagai sesembahan. Jangan menghormati aku secara berlebihan. Jangan menyekutukan Allah denganku. Karena aku sama dengan kalian, merupakan makhluk ciptaan Allah. Maka sembahlah Allah."
Begitulah uniknya Gunung Merapi yang sedang berpamitan. Semoga maksud Merapi ini dapat dipahami semua masyarakat.

SUMBER:http://yanfreski.blogspot.com/2010/11/uniknya-merapi-berpamitan.html

No comments:

Post a Comment