Thursday, April 14, 2011

Ode to Egypt: Pesona Negeri Seribu Menara

Mesir menyimpan begitu banyak pesona wisata yang menjadi magnet bagi para turis dari seluruh dunia. Kekayaan sejarah peradaban masa silam yang mengagumkan, sejak dari masa kejayaan para Firaun hingga kekayaan sejarah Islam yang diwarnai pula oleh peninggalan sejarah Romawi, menjadi paduan keunikan tersendiri. Terlebih lagi harmoni alam gurun, bentangan sungai nil dan laut merah yang indah serta sarat akan kisah sejarah, menjadikan Mesir sebagai salah satu tempat tujuan wisata utama tertua di dunia yang banyak dikunjungi sejak masa lalu.

Pilihan berwisata di Mesir amatlah beragam karena keunikan paduan tersebut. Namun tentu saja bagi mereka yang mengunjungi Mesir untuk pertama kalinya, pilihan berwisata menapaki sejarah peradaban panjang masa lalu dan nafas budaya setempat yaitu budaya Islam, senantiasa menjadi itinerary utama. Jejak-jejak peradaban dari masa kejayaan Firaun (Pharaonic Era) tersebar dipelosok-pelosok Mesir bagaikan sebuah ‘open air’ museum. Dapat kita rasakan betul saat berkunjung ke Mesir, bahwa peradaban besar masa lampau lahir di tanah ini. Sisa-sisa kejayaan ‘Pharaonic Era’ tersebut tersebar baik itu di Cairo sebagai ibukota Mesir juga di wilayah Mesir lainnya seperti wilayah Mesir selatan yaitu Luxor dan Aswan. Selain itu sejarah dan budaya Islam juga tentunya akan kita jumpai dimana kaki melangkah saat berada di Mesir karena budaya Islam amat lekat pada keseharian masyarakat Mesir saat ini. Deretan menara-menara mesjid kecil yang menjulang disetiap sudut hingga mesjid-mesjid besar bersejarah yang telah berdiri ratusan tahun, merupakan cirri khas Mesir. Ya, Mesir memang dikenal pula dengan sebutan negeri seribu menara.

Berlibur ke Mesir tentu akan menyisakan kesan mendalam. Begitu pula yang saya rasakan saat saya dan keluarga mengunjungi Mesir dengan prioritas itinerary pada wisata 'Ancient Egypt' dan 'Islamic Egypt', karena terbatasnya waktu. Wisata ke Mesir memang beragam tema. Selain menjelajah peradaban masa lalu para Firaun dan sejarah Islam, kita juga dapat memilih tema atau paket wisata yang lain seperti wisata alam gurun untuk melihat hamparan gurun pasir dengan bukit-bukitnya (sand dunes) yang indah, yang dapat kita lihat di Great Sand Sea, Siwa Oasis, White dan Black Desert. Tema lain yaitu menjelajah Sinai dengan pemandangan pegunungan indah dan sarat sejarah yang berkaitan dengan nabi Musa juga Firaun. Kemudian yang terkenal juga adalah laut Merah, terusan Suez, wisata diving dan snorkeling Hurgrada, resort musim panas di Sharm el Sheikh dan lain-lain. Singkatnya banyak yang bisa dijelajah di Mesir. Namun tentu saja memerlukan waktu yang cukup panjang untuk mencoba semua itu. Itinerary selama hampir dua minggu yang saya jadwalkan saat saya mengunjungi Mesir, hanya meliputi apa yang dikenal sebagai 'the classic routes', yaitu rute-rute yang menjadi tujuan wisata umum yang paling sering dikunjungi turis sejak lama. Rute-rute itu meliputi Cairo, Alexandria, Luxor, Aswan dan Abu Simbel.

Berwisata di Mesir memang tidak sesulit sebagaimana yang saya bayangkan sebelumnya. Bayangan sulit karena beberapa berita di media mengenai kondisi politik, berita tentang penyanderaan turis hingga berita ledakan bom di pusat keramain sempat membuat kekhawatiran tersendiri sebelum keberangkatan. Namun semuanya tidak serumit dan seseram yang dibayangkan. Di mesir banyak sekali agen-agen wisata yang menawarkan paket-paket wisata bagi para turis dari manca negara yang segera dapat kita temukan begitu sampai di Bandara Internasional Cairo. Paket-paket wisata ditawarkan juga oleh sebagian besar hotel terutama hotel-hotel di kota-kota utama tempat menginap para turis seperti Cairo, Luxor dan Aswan. Keramahan penduduk setempat juga membuat kekhawatiran sirna. Namun tentu saja ada pula hal yang tidak membuat nyaman saat anda berada di Mesir terutama Cairo, yaitu ketidakteraturan lalu lintas, lingkungan yang kurang bersih juga ketidaknyamanan dalam penggunaan fasilitas umum seperti angkutan umum. Walau semua tetap tidak bisa menghapus kesan dan pengalaman yang luar biasa yang dapat kita rasakan disana.

Berikut gambaran umum mengenai Mesir yang perlu diketahui oleh turis yang akan berkunjung kesana. Lokasi Mesir terbentang sebagian besar di dataran benua Afrika Utara sementara sebagian lainnya di semenanjung Sinai yang merupakan bagian Asia Barat Daya. Hampir sebagian besar penduduk Mesir terpusat di sepanjang Sungai Nil yang subur terutama Alexandria dan Cairo, sepanjang Delta Nil dan dekat Terusan Suez. Iklim dan cuaca di Mesir adalah iklim gurun yang cukup menyengat bila musim panas tiba, terutama di bagian selatan Mesir. Untuk itu waktu terbaik mengunjungi Mesir adalah pada bulan-bulan Desember hingga Februari saat udara hangat bersahabat dan tidak menyengat. Mengenai suhu udara amat penting di perhatikan terutama bagi kita orang Indonesia, yang berasal dari iklim tropis yang nyaman. Karena perbedaan iklim yang drastis bila musim panas, membuat acara wisata yang diharapkan menyenangkan akan terganggu dengan ketidaknyamanan suhu udara. Suhu udara di musim panas bisa mencapai 50 derajat celcius yang panasnya membuat wajah memerah serasa berada diatas tungku perapian dan pada sebagian orang bisa menyebabkan mimisan.

Secara umum kondisi sosial, ekonomi dan politik di Mesir saat ini stabil dan aman bagi para turis. Keamanan turis pun dijamin dengan tampak banyak sekali militer berseragam dengan senjatanya di setiap sudut-sudut kota dan tempat-tempat dimana biasanya turis berkerumun, sehingga mengenai keamanan tidak perlu khawatir. Anda juga jangan kaget bila anda dikawal dalam sebuah konvoi kendaraan saat mengunjungi kuil Abu Simbel yang berlokasi di selatan Mesir di daerah yang berbatasan dengan Sudan. Daerah ini memang termasuk kawasan konflik. Namun sejak keamanan bagi turis diperketat, daerah ini merupakan daerah yang wajib berada dalam daftar tujuan yang akan anda kunjungi karena menawarkan sebuah pengalaman kembali ke peradaban masa kejayaan Firaun Ramses II yang sangat mengagumkan.

Jangan kaget pula bila dihadapkan pada penduduk lokal yang meminta tip berupa uang terutama di kawasan wisata. Budaya meminta tip memang amat umum di Mesir, tip ini dikenal juga dengan nama 'baksheesh' yang berarti ‘membagi-bagi rezeki’. Banyak penduduk lokal yang meminta tip di Mesir untuk setiap layanan yang diberikan walau itu hanya sekedar memindahkan koper anda atau memotret mereka di objek-objek wisata. Ada baiknya bila kita menyisihkan uang receh untuk pemandu wisata, pelayan restoran dan porter atau bila anda tertarik mengabadikan foto mereka.

Berwisata kuliner di Mesir juga menjadi sesuatu yang berkesan. Mesir kaya akan ragam kuliner. Di pasar-pasar di Cairo, dapat dengan mudah kita temui tempat-tempat kebab dan daging panggang yang rasanya pas di lidah orang Indonesia. Daging kambing dan ayam panggang yang ditaburi bumbu khas ala Mesir, menebar aroma sedap yang amat menarik untuk dicicipi. Di restoran lain diluar Cairo seperti di Alexandria, Al Fayum dan Aswan, dapat kita temukan pilihan wisata hidangan laut dengan harga yang cukup terjangkau. Dari mulai Ikan bakar yang segar dengan perasan jeruk nipis hingga kerang rebus dipadu salad yang dilengkapi saus-saus khas, Tahina dan Hummus. Berkunjung ke Mesir tak lengkap tanpa mencicipi aneka kuliner khas setempat.

sumber:http://traveloguekami.multiply.com/journal/item/12/Ode_to_Egypt_Pesona_Negeri_Seribu_Menara_

No comments:

Post a Comment