Dalam kurun waktu 2,5 tahun saya menggunakan 350D, 20D dan 5D secara rutin. Banyak yang saya pelajari selama kurun waktu itu, tapi masih banyak lagi yang bisa dipelajari. Contohnya, 5D adalah kamera pertama saya yang menggunakan Picture Style, jadi saya masih blm menguasainya dan blm bisa sharing ttg hal itu. Setting ketiga kamera tersebut kebanyakan sama sehingga banyak setting dalam thread ini yang bisa digunakan dalam tipe sebelumnya dan sesudahnya. Ini hanya penjelasan setting apa yang saya pakai dan alasannya. Silahkan dicoba, tapi tetap gunakan setting yang paling nyaman. Tidak banyak yang bisa dishare juga karena setting dalam DSLR Canon sedikit sekali compared to, misalnya, Nikon.
Power: Tidak seperti DSLR Nikon atau Pentax, tombol power DSLR Canon sulit dicapai. karenanya, saya tidak pernah mematikan kamera. Begitu angkat tidak ada kemungkinan kamera dalam keadaan mati sehingga tidak ada momen yang miss. DSLR tidak seperti kamera digital lainnya di mana saat standby hampir tidak memakan daya, apalagi saat sleep.350D dan 400D menurut saya memiliki tombol power yang lebih masuk akal, but still. Also, saya lebih suka LCD info di belakang seperti 350D. Lebih user friendly.
LCD screen: Di LCD 1,8″ Anda dapat mencek shadow dan highlight dengan mengubah sudut pandang terhadap LCD. Ini lebih berguna dari histogram IMO. Saya juga merasa LCD ukuran ini lebih baik dari LCD 5D. LCD 5D terang indoor tapi sangat gelap outdoor.
WB: Biasakan untuk mengubah setting WB ke daylight saat memotret outdoor dengan langit biru. AWB Canon bekerja cukup baik, tapi saya menemukan bahwa dia cenderung merender gambar lebih warm. Karenanya kalau motret langit biru akan lebih baik menggunakan preset WB, seperti contoh ini:
http://img86.imageshack.us/img86/6941/img3129fv2.jpg
Daylight juga sebaiknya digunakan jika pingin tone lebih cool.
Saat sunset juga jangan menggunakan AWB karena Anda akan mendapat langit yang greyish dull. Coba gunakan WB Fluorescent atau Shade.
Oso, set Kelvin ke angka paling rendah untuk dicoba2 saat indoor. Tapi ini gak mutlak sih.
Metering: Lumayan akurat. Evaluative untuk people, CWA untuk sisanya (more predictable).
Mulai masuk ke menu ya…. Saya list hanya yang beda dari standard.
Beep: Off.
I hate beeps. Kaya lagi pegang Pokemon. Confirm AF cukup dengan perhatikan titik AF. Kalau sudah blinking 2 kali brarti dah ngelock. Tapi memang sulit sih kalau pakai lensa USM. Untungnya motor lensa saya brisik semua.
Color Space: AdobeRGB
Ini khusus di 5D karena saya lihat beda responnya. Di dua kamera sebelumnya saya selalu pakai sRGB. Jika pakai AdobeRGB ingat untuk selalu ubah ke sRGB sebelum cetak atau upload. Hanya segelintir aplikasi dan hardware yang dapat menampilkan color space AdobeRGB dengan benar.
Histogram: RGB
Sangat berguna. Bisa untuk macem2, dari cek exposure sampai cek WB.
Auto Rotate: OFF
Rotate saya matikan untuk memaksimalkan tampilan LCD. Kalau di kamera baru (400D dst) pilih yang gambar PC doang sehingga di kamera tidak terputar tapi di PC terputar.
Custom Functions
SET functions when shooting: Change quality
Sisa dari dulu saat sering gonta-ganti RAW-JPEG. Sekarang sepertinya mau pindah ke pilihan 2: Picture Style karena sudah motret RAW terus.
Shutter/AE lock button: AF/AF lock, no AE lock
Metering dan AF tetap di tombol shutter, tapi suatu saat saya mau stop AF saya tinggal tekan tombol (*). Masalahnya adalah saya tidak punya lagi tombol untuk AE lock atau FE lock. Sepertinya 40D sudah ada dedicated AF-lock button.
Exposure level increments: 1/2 stop.
1/3 stop terlalu kecil dan malah jadi hassle. In case mau naik 3 stop di manual saya cuma perlu 6 klik instead of 9 klik. Lebih cepat kan? Betenya di 5D ISO harus 1/3 stop. Saya lebih seneng ISO full stop.
ISO Expansion: Off
Tadinya ON, tp setelah diberi pencerahan oleh Albert dan setelah melihat kualitas ISO 3200nya saya prefer dimatikan saja. 1600 sudah cukup.
Bracket sequence / Auto cancel: -, 0, +/Enable
Why? Because.
AF point selection method: Multi-controller direct
Haiya.. saya masih ketemu pengguna 30D dan 5D berpengalaman yang tidak tahu ttg pilihan ini. Dengan mengaktifkan pilihan ini Anda dapat mengubah titik fokus secara langsung dengan joystick 8 arah. Tombol AF-Point berubah fungsi mengaktifkan smart-AF. Biasakan untuk menggeser titik fokus sesuai kebutuhan untuk meningkatkan akurasi fokus. Single point AF juga selalu bekerja lebih cepat.
E-TTL II: Average
Lebih predictable dibanding Evaluative. Misal pakai flash maka preflash akan mengukur exposure di titik fokus. Tidak masalah jika keadaan terang. Masalahnya adalah di kondisi remang2 hanya titik fokus tengah yang bisa bekerja optimal, memaksa kita untuk fokus-recompose. Nah.. setelah recompose maka titik fokus tidak lagi berada di subject. Jika menggunakan Evaluative kemungkinan flash jadi over kecuali Anda menggunakan FE-Lock. Dengan Average metering flash tidak terlalu sensitif di titik fokus (evaluative itu kan pertengahan antara average dan partial) dan lebih jinak.
Shutter curtain: 2nd
Safety shift in Av or Tv: Enable
Saya masih dilema dengan ini. Enable banyak membantu untuk mencover my screwups, tapi kadang juga mengganggu. Terutama kalau motret nightscene tapi males pakai M.
AF Point activation area: Expanded
Gak ngerti gunanya. Gak buka manual soalnya.
Lens AF stop button function: AE lock while metering
Karena AF stop di pindah ke tombol AE lock, jadi sebaliknya saya lakukan juga. Tapi hanya berlaku dengan lensa pot bunga.
No comments:
Post a Comment