“Desember kemarin, kita sudah memintai keterangan pada yang bersangkutan dan ia juga sudah mengakuinya. Kamudian berdasarkan rapat komite sekolah dan orang tua siswa, IN kita kembalikan pada orang tuanya,” ujar Subeki saat, sidak anggota DPRD di sekolah, Senin (24/1/2011).
Subeki beralasan, proses pengeluaran IN tersebut sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Karena IN sudah terbukti dan mengakui perbuatan yang mencoreng nama sekolah dan melanggar aturan yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah.
Subeki menambahkan, berdasarkan penuturan dari IN yang merupakan warga Kecamatan Pilang Kenceng, Kabupaten Madiun ini, video tersebut dibuat pada pertengahan Agustus 2010 di salah satu hotel yang ada di kawasan telaga Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
“Dia buatnya bersama Indra kenalannya di salah satu hotel di Sarangan pada Agustus kemarin. Namun ia tidak menjelaskan siapa Indra dan hanya mengku sebatas kenal saja,” tambahnya.
Sementara itu, sekretaris komisi A DPRD, Suparno saat sidak tersebut mengatakan, pihak DPRD akan melakukan pendampingan dan perlindungan pada IN, mengingat yang bersangkutan masih di bawah umur. Dan berusaha agar IN dapat menempuh ujian akhir mengingat saat ini IN duduk di kelas sembilan.
“Karena korban IN masih di bawah umur, maka jika kasus ini dibawa ke ranah hukum akan kita berikan perlindungan. Dan tentunya akan kita perjuangkan nasibnya agar bisa menempuh UN,” jelasnya.
Diketahui, selama satu beberapa hari ini, warga Madiun diresahkan dengan peredaran video porno berjudul “smp kuwu indri prmt sri.3gp“. Dalam video tersebut terlihat pemeran wanita dalam keadaan bugil tengah diraba-raba oleh tangan orang lain yang tidak nampak wajahnya. kompas.com
No comments:
Post a Comment